This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 November 2017

MENCINTAI KARNA ALLAH

MENCINTAI SESEORANG KARNA ALLAH









Pastinya kita pernah mendengar ungkapan “Mencintai karena Allah”, bukan? Lalu, apa sebenarnya makna ungkapan tersebut? Berikut hasil diskusi dalam forum “Muslim dan Muslimah Sejati” mengenai hal tersebut.
1. Tidak Terobsesi untuk Memiliki
Orang yang mencintai seseorang karena Allah maka dia tidak akan terobsesi untuk menjadikan orang yang dicintainya menjadi miliknya. Kenapa bisa begitu? Ya, karena kalau dia cinta karena Allah, dia tahu dengan pasti bahwa makhluk ciptaan Allah adalah milik Allah sepenuhnya.

Jadi, dilihat dulu deh yang pada pacaran (padahal nggak ada nih dalam Islam, he..he..), lalu katanya cintanya kepada “pasangan” karena Allah jua. Kalau emang benar-benar cinta, seharusnya tak usah terobsesi untuk memiliki dong, ya nggak? Kalau seseorang terobsesi untuk memiliki orang yang dicintainya, maka kemungkinan itu adalah cinta karena nafsu. Jadi, hati-hati mengungkapkan perasaan cinta kalian pada seseorang dengan nama cinta karena Allah.
Tidak terobsesi juga berarti bahwa kalian siap untuk kehilangan orang yang kalian cintai itu. Kalau kalian sangat takut kehilangan seseorang (sekalipun orangtua) sampai kalian berasa tidak akan bisa bertahan hidup karenanya, maka mungkin cinta kalian belum karena Allah.
2. Tidak Berharap Menerima Balasan
Seseorang yang mencintai orang lain karena Allah, maka dia tidak mengharapkan balasan apapun dari orang yang dicintainya. Kalau seandainya kalian merasa sudah mencintai teman kalian karena Allah, coba dilihat lagi apa kalian sudah ikhlas dengan kebaikan yang kalian lakukan padanya atau belum?
Kalau kita masih berharap dan merasa suatu saat bisa menuntut kebaikan yang sudah kalian berikan ke teman kalian, maka mungkin saja kalian belum mencintainya karena Allah. Jadi, kita harus belajar untuk tidak sakit hati kalau seandainya teman kita yang sering kita bantu pada suatu saat nanti tidak bisa membantu kita. Mungkin itu adalah ujian untuk menguji apakah kita benar-benar mencintainya karena Alah atau hanya karena mengharap balasan.
3. Selalu Mengharap Kebaikan untuk Orang yang Kita Cintai
Ingat cerita Rasulullah yang selalu dicaci maki oleh seorang kafir Quraisy tiap hari? Dan akhirnya, justru beliaulah yang pertama kali datang menjenguk orang tersebut saat sakit. Atau nggak usah jauh-jauh, apa kita sendiri pernah mendoa’akan kebaikan untuk orang yang sudah menyakiti kita? Mendo’akan secar tulus tentunya. Pasti sulit, bukan? Tapi kalau kita bisa melakukan itu, selalu mengharapkan yang terbaik untuk saudara-saudara kita (dengan apapun keburukan dan kebaikan yang pernah mereka lakukan), maka mungkin kita sudah termasuk orang yang mencintai seseorang karena Allah.
Susah untuk dilogika memang, bagaimana mungkin seseorang yang tidak saling kenal tapi karena mereka satu aqidah maka diibaratkan satu tubuh. Kesulitan orang tersebut jadi kesulitan kita juga, kebahagiannya jadi kebahagiaan kita juga. Tapi begitulah indahnya Islam, sebuah ikatan aqidah yang menyatukan kita dalam ukhuwah islamiyyah. Bahkan ikatan aqidah itu lebih kuat daripada ikatan darah.
Nah jika kalian merasa sudah memenuhi 3 kriteria diatas, jangan tunggu lama-lama lagi untuk mengungkapkannya. Kenapa? Coba simak cerita berikut:
Waktu itu Rasulullah sedang bersama dengan sahabatnya, kemudian ada seorang sahabat lain yang lewat didepan mereka. Sahabat yang tadi duduk dengan Rasulullah mengatakan bahwa “Ya Rasul, aku mencintai orang tadi karena Allah”, kemudian Rasulullah berkata “Kalau memang benar maka temuilah ia sekarang dan katakan bahwa engkau mencintainya karena Allah”.
So, mengungkapkan rasa cinta kita itu memang perlu, tapi yang harus digaris bawahi bahwa perasaan tersebut hendaknya kita katakan untuk yang masih tergolong mahram kita saja. Jadi, jangan bawa-bawa nama Allah kalau mau “nembak” cewek atau cowok buat pacaran!

SABAR DAN IKHLAS

  SABAR DAN IKHLAS

Pada umumnya kita semua bisa lebih sabar, disaat kita di uji Allah dengan hal yang menyenangkan, seperti ujian kesulitan, ujian kehilangan dan musibah kebanyakan dari kita akan merasa begitu sulit menerimanya dan sulit untuk bisa sabar dan ikhlas.
Kalau kita definisikan sabar adalah sikap seorang mukmin mencegah dan menahan dirinya untuk tidak melakukan perbuatan yang menuruti hawa nafsu dan meninggalkan perbuatan yang dilarang Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Baqarah: 155)
Ketahuilah, sabar akan sangat sulit dilakukan, apabila kita tidak mampu menyadari, bahwa segla sesuatu yang terjadi di dunia ini pada hakikatnya ujian.
Kita harus memahami dengan sebaik-baiknya bahwa Allah pemilik yang sebenar-benarnya atsa segala sesuatu apapun yang kita miliki di dunia. Dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki sebenarnya adalah milik Allah dan titipan Allah, maka begitulah Allah mengambilnya dari kita, InsyaAllah kita akan lebih mudah merelakannya.
Karena kita menyadari, bahwa semua itu adalah milik Allah dan titipan Allah. Dan yang namanya titipn, suatu saat nanti memang pasti akan kembali pada pemiliknya, kapanpun pemiliknya menghendaki apa yang dititipkan kembali atau mau mengambilnya dari kita, maka kita harus dengan ikhlas mengembalikannya kepada sang pencipta.
Karena sesungguhnya dengan adanya musibah, maka seorang hamba akan mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Seperti sabda Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Sesungguhnya pahala besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barang siapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barang siapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi, dihasankan al-Albani dalam as-Shahihah no. 46)
Setiap amalan akan diketahui pahalanya kecuali kesabaran, karena pahala kesabaran itu, tanpa batas. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar: 10)
Sedangkan ikhlas adalah mengerjakan setiap ibadah atau amal kebaikan karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mengharapkan ridha-Nya. Firman Allah ta’ala:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am: 162)
Terdapat sebuah hadis juga mengatakan, bahwa Setiap amal itu tergantung kepada niatnya. Rasulullah  Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tidak lain hanyalah dengan niat dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang diniatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melatih kesabaran dan keikhlasan, seperti:
Pertama, kita harus percaya pada jaminan Allah, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs. Al-Baqarah: 286). Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang memiliki diri kita, sangat tahu kemampuan kita, jadi tidak akan mungkin Allah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan kita.
Kedua, kita semua pasti mampu bisa sabar dalam segala ujian dan segala keadaan, asalkan kita kuat iman.
Ketiga, ketika ditimpa suatu kesulitan, kesedihan dan kehilangan lebih baik kita terima dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Bila kita sabar dan ikhlas menerimanya, maka InsyaAllah tidak akan terasa berat akan ujian tersebut. Dalam sabar terkandung ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan ridha Allah terhadap kita dengan segalanya.
Keempat, kita harus selalu baik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan jangan pernah sekalipun meragukan dan mempertanyakan keputusan, ketetapan, pengaturan, dan ketentuan Allah. Kita harus bisa sabar dan ridha terhadap apapun keputusan, ketetapan, dan pengaturan-Nya., maka cari saja Tuhan selain Allah.
Perhatikan firman-Nya dalam hadist Qudsi, “Akulah Allah, tiada Tuhan melainkan Aku. Siapa saja yang tidak sabar menerima cobaan dari-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak ridha dengan ketentuan-Ku, maka berTuhnalah kepada Tuhan selain aku.” (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir melalui jalur Abu Hind al-Dari)

Terdapat pula manfaat dan keutamaannya:
  1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram
  2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  3. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.
  4. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  5. Doa kita akan diijabah.
  6. Dekat dengan pertolongan Allah.
  7. Mendapatkan perlindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
  8. Akan mendapatkan naungan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala di hari kiamat.
  9. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.
  10. Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid
  11. Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain
  12. Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala)
Menjadi sabar dan ikhlas memang tak mudah, tapi itu harus. Belajarlah untuk menerima arti kehilangan dan penantian. Karna sabar itu menenangkan jiwa, ikhlas itu mendamaikan hati. Sabar dan ikhlas mengajarkan kita arti ‘memahami’. Sabar dan Ikhlas adalah kunci sukses menjalani segala cobaan yg Tuhan beri, agar hati & keyakinan kita tetap kuat bertahan. Menjadi sabar dan ikhlas memang tak mudah, tapi itu harus. Belajarlah untuk menerima arti kehilangan dan penantian.

Selasa, 14 November 2017

BUDAYA LOMBOK

MACAM-MACAM KEBUDAYAAN LOMBOK

BUDAYA LOMBOK
1. CIDOMO
Cidomo atau kadang disebut Cimodok adalah alat transportasi tenaga kuda khas pulau Lombok dan Kepulauan Gili. Secara fisik kendaraan ini mirip dengan delman atau andong yang terdapat di pulau Jawa. Perbedaan utama dari delman atau andong adalah cidomo menggunakan roda mobil bekas, bukan roda kayu. Sampai saat ini, alat transportasi ini masih menjadi sarana transportasi utama, terutama pada daerah-daerah yang tidak dijangkau angkutan publik dan daerah-daerah sentra ekonomi rakyat seperti pasar

2. BAU NYALE
 Nyale adalah sejenis cacing laut yang biasa hidup di dasar air laut, seperti di lubang-lubang batu karang. Festival Bau Nyale ini diadakan setiap tanggal dua puluh bulan kesepuluh dalam penanggalan Sasak atau lima hari setelah bulan purnama. Biasanya jatuh pada bulan Februari / Maret.
                                                                 













3. TARI GANDRUNG
Tari Gandrung adalah seni tari asal Lombok yang populer di kalangan suku Sasak. Tari Gandrung juga disebut dengan Jangger. Beberapa sejarahwan mengatakan bahwa tari gandrung sudah ada sejak zaman Erlangga di Jawa Timur.

         














4. BAJU LAMBUNG
Pakaian adat Sasak bagi perempuan disebut Lambung. Yaitu baju hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk hurup “V” dan sedikit hiasan di bagian gigir baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain pelung. Ditambah selendang yang menjuntai di bahu kanan bercorak ragi genep yang merupakan jenis kain songket khas sasak, sepadu dengan sabuk anteng (ikat pinggang) yang dililitkan dan bagian ujungnya yang berumbai dijuntaikan di pinggang sebelah kiri. Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata kaki dengan bordiran di tepi kain dengan motif kotak-kotak atau segitiga.












5. SONGKET LOMBOK
Kain songket adalah kain tenunan yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan, hiasan dibuat dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi, terkadang juga ada yang dihiasi dengan manik-manik, kerang atau uang logam.










6. PERESEAN
Presean atau bertarung dengan rotan adalah budaya dari Suku Sasak yang unik. Pada awalnya Presean hanya dilakukan saat upacara adat yang selalu dilaksanakan pada bulan tujuh (kalender Sasak) untuk meminta hujan. Namun kini Presean kerap dilakukan pada perayaan hari kemerdekaan RI dan menjadi tontonan yang unik dan diminati wisatawan.
      











7.DUSUN SADE
Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok. Ya, Dinas Pariwisata setempat memang menjadikan Sade sebagai desa wisata. Ini karena keunikan Desa Sade dan suku Sasak yang jadi penghuninya.
             











8.TARIAN RUDAT
Tari Rudat adalah tarian tradisional yang berasal dari Suku SasakLombokNusa Tenggara Barat. Tari Rudat seperti pertunjukan pencak Silat. Karena ada gerakan memukul, menendang, memasang kuda-kuda, dan menangkis. Tari Rudat digunakan dalam menyambut tamu dan acara-acara formal pemerintahan.















9. NYONGKOLAN
Nyongkolan merupakan Tradisi 'masyarakat Sasak Lombok ketika pasangan pengantin Artikel Baru menggunakan baju pengantin diarak Menuju TEMPAT orangtua pengantin Perempuan Sambil berjalan kesemek. Mencari Google Artikel Baru busana adat mengenakan Yang Khas, pengantin Dan Keluarga Yang ditemani Diposkan oleh para tokoh-tokoh Agama, tokoh-tokoh 'masyarakat atau pemuka adat beserta sanak Saudara, berjalan Keliling desa.













10. PERANG KETUPAT.
perang topat adalah sebuah acara adat yang diadakan di Pura Lingsar, Lombok. Perang ini merupakan simbol perdamaian antara umat Muslim dan Hindu di Lombok. Acara ini dilakukan pada sore hari, setiap bulan purnama ke tujuh dalam penanggalan Suku Sasak. Sore hari yang merupakan puncak acara yang dilakukan setelah salat ashar atau dalam bahasa Sasak “rarak kembang waru” (gugur bunga waru) Tanda itu dipakai oleh orang tua dulu untuk mengetahui waktu salat Ashar.. Ribuan umat Hindu dan Muslim memenuhi Pura Lingsar, dua komunitas umat beda kepercayaan ini menggelar prosesi upacara Puja Wali, sebagai ungkapan atas puji syukur limpahan berkah dari sang pencipta.

Pentingnya Ikhtiar

Kata ikhtiar diambil dari bahasa Arab, yakni 'ikhtaara' yang artinya memilih. Sementara dalam bentuk kata kerja, ikhtiar berarti pilihan atau memilih hal yang baik (khair).

Sedangkan menurut istilah, ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya dalam usaha mendapatkan yang terbaik, agar tujuan hidupnya selamat sejahtera di dunia dan di akhirat.

Ikhtiar
Ikhtiar

Ikhtiar bukan hanya usaha, atau semata-mata upaya untuk menyelesaikan persoalan yang tengah membelit. Ikhtiar adalah konsep Islam dalam cara berpikir dan mengatasi permasalahan. Dalam ikhtiar terkandung pesan taqwa, yakni bagaimana kita menuntaskan masalah dengan mempertimbangkan apa yang baik menurut Islam, dan kemudian menjadikannya sebagai pilihan apapun konsekuensinya, dan meskipun tidak populer atau terasa berat.

Ikhtiar berarti tidak mengenal putus asa, dan yakni bahwa rahmat Allah pasti datang setelah berikhtiar. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berikhtiar, dan melarang hamba-Nya untuk berputus asa. Sebagaimana perintah Nabi Ya'kub a.s. kepada Anak-anaknya untuk terus berikhtiar dalam mencari berita tentang Nabi Yusuf a.s. dan adiknya Bunyamin. Hal tersebut diabadikan Allah swt. dalam Al-Qur'an yang artinya: 
"Hai anak-anakku, pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya, dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q.S. Yusuf:87) 
Dan Allah juga berfirman yang artinya: 
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka." (Q.S. Ar-Ra'd:11)
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha. Sebab, rahmat Allah turun kepada kita melalui sebab atau usaha yang kita lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan ridha Allah swt.

Setelah berikhtiar dengan segala kemampuan kita, seharusnya kita menyerahkan segala usaha kita kepada Allah swt. atau yang dinamakan dengan tawakal.

PERLUNYA IKHTIAR DALAM KEHIDUPAN
Kita sebagai manusia mempunyai keinginan dan harapan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan kehidupan kita, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Dan dalam rangka memenuhi kebutuhan itulah kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk beikhtiar yakni bekerja dengan sungguh-sungguh.
Sungguh di dalam Islam diajarkan bahwa segala doa dan kesungguhan ikhtiar seorang hamba akan berbanding lurus dengan hasil yang di dapatkan. Tentunya untuk ranah hasil ini adalah bukan ranah kita sebagai hamba yang lemah, karena itu adalah ranahnya Allah dalam menentukan jawabannya untuk kita dari ikhtiar dan doa yang kita lakukan. Ranah kita ini adalah proses, proses dalam berusaha keras untuk bisa mencapai keinginan dan harapan kita pada Allah SWT.
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, kamu pasti akan menemuinya,” (QS al-Insyiqaq [84]: 6).

Ikhtiar yang kita lakukan juga tidak akan ada artinya jika tidak disertai dengan doa, begitu juga dengan doa yang kita panjatkan, tidak akan ada artinya jika kita tidak berikhtiar dan bertawakal. Semuanya saling berkaitan dan punya fungsi dalam kehidupan kita.
Pentingnya kita berdoa adalah karena kita harus yakin bahwa Allah lah yang menentukan segala hasil dari setiap ikhtiar kita. Dan pentingnya ikhtiar adalah karena sebagai bentuk total action agar kita bisa meraih keinginan dan harapan, karena ikhtiar itu adalah bergerak bukan diam dan membutuhkan action yang rill dan sungguh-sungguh, man jadda wa jadda (siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil).
Ikhtiar dan doa yang kita panjatkan haruslah memiliki tujuan semata-mata hanya karena ingin mendapatkan ridha Allah SWT.
Sejatinya segala sesuatu yang kita inginkan dan harapkan dari Allah adalah agar keinginan dan harapan kita bisa menjadikan diri kita lebih dekat dan cinta kepada Allah SWT. Sebagaimana pesan dari ibn Athaillah dalam kitab Al-Hikam: “Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasaanmu?”
Kita selalu mengharapkan dan menginginkan yang terbaik dari Allah, tetapi kita begitu jarang meminta dan berusaha untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Betapa banyak permintaan kita pada Allah tetapi kita sendiri lupa untuk memperbaiki diri kita. Maka sambil ikhtiar dan berdoa, alangkah lebih baiknya lagi jika kita iringi dengan upaya untuk memperbaiki diri kita juga.
Allah Swt berfirman :
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,” (QS Al-Baqarah 186).
Jangan kalian pernah merasa ragu dan lelah dalam berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT. Allah selalu menyaksikan setiap episode yang kita lalui. Allah tahu apa yang kita minta, Allah tahu apa yang kita inginkan, Allah tahu apa yang kita harapkan. Maka hal terbaik yang seharusnya kita minta dari Allah adalah agar Allah memberikan jawaban yang terbaik menurut Allah, bukan menurut kita.
Bisa jadi apa yang kita minta menurut kita itu adalah sesuatu yang baik, tetapi belum tentu bagi Allah, bisa jadi apa yang kita minta adalah sesuatu yang menurut Allah tidak baik, sehingga Allah memiliki jawaban yang lain untuk kita.
Sertakan selalu hati dan prasangka yang baik agar Allah membukakan hati kita untuk bisa menangkap jawaban dari setiap ikhtiar dan doa yang kita minta kepada Allah. Kesungguh-sungguhan kita tidak akan pernah sia-sia di hadapan Allah. Jangan pernah berprasangka Allah tidak akan menjawab setiap doa dan ikhtiar kita, yakinlah bahwa Allah punya rencana lain di balik rencana yang kita siapkan.